Selamat membaca
2015
semoga bermanfaat

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Tentang Saya

judul widget leftbar

Popular Posts

Taufik Batubara Photography. Diberdayakan oleh Blogger.

Taufik Batubara

"Menjadikan Moment anda Begitu Berharga"

Backpacker atau Flashpacker, termasuk tipe Traveller yang manakah anda?



Akhir-akhir ini banyak sekali istilah-istilah baru untuk dunia traveling. Para treveler juga semakin terbagi-bagi menurut gaya bepergian mereka. Istilah-istilah seperti backpacker, flashpacker, ataupun yang tidak terlalu asing lagi, turis,

Turis atau traveler, backpacker atau flashpacker, hanyalah konsep dan identitas. Secara umum, perjalanan yang dilakukan seseorang akan memberikan dampak. Yang paling nyata adalah dampak ekonomi pada jasa dan produk yang dipakainya, misal: transportasi atau akomodasi.

Disini akan kita bahas mengenai backpacker atau flashpacker, Apa sih sebenarnya perbedaannya, dan sebenarnya kamu masuk ke tipe Traveller yang mana?

Backpacker

Backpacker, istilah keren ini seringkali kita dengar di forum-forum traveling. Backpacker adalah gaya jalan-jalan yang mengutamakan kebebasan, dan tentu saja, keiritan.
Demi menabung untuk jalan-jalan, dibela-belain deh makan mie instan doang tiap menjelang akhir bulan.

Para backpacker ini adalah pemegang teguh prinsip ekonomi: mereka berusaha membeli pengalaman dengan biaya seminimal mungkin.

Prinsip Backpacker 1 : Kalau dengan murah bisa ke tempat-tempat keren, ngapain harus mahal?
Biasanya kaum Backpacker ini hanya mengandalkan carrrier atau backpack untuk membawa semua barang-barangnya. Mereka hanya membawa barang yang paling penting saja, agar tidak terlalu membebani perjalanan.
Demi beban bawaan yang ringan, mereka rela bawa pakaian secukupnya, yang penting fungsional. Ganti pun kalau perlu aja. Pakaian kotor? Cuci sendiri di wastafel.

Kebanyakan kaum backpacker adalah anak-anak muda yang berkantong cekak namun doyan jalan-jalan. orientasi mereka adalah budget, namun tentu saja, mereka tidak melupakan aspek keindahan tempat wisata.
Ada alternatif transportasi yang lebih murah, itulah yang diambil. Gak masalah meski harus menempuh perjalanan selama berhari-hari, atau berbagi kursi dengan ibu-ibu tua, bapak-bapak perokok, sampai hewan hidup.

Prinsip Backpacker 2 : Kunjungi tempat antimainstream
Backpacker sangat jarang berdiam atau stay di suatu tempat dalam waktu lama, mereka cenderung ingin mengeksplore tempat baru, tempat yang jarang dikunjungi turis, dan berinteraksi dengan orang lokal.

Prinsip Backpacker 3 : Yang penting bisa tidur, nggak peduli dimana
Backpacker jarang sekali menginap di hotel. Mereka lebih memilih rumah singgah, couchsurfing, bikin tenda, atau menginap di stasiun/terminal bus. Hotel adalah pilihan terakhir mereka, itupun biasanya memilih hotel melati dengan harga seminim mungkin.

Prinsip Backpacker 4 : Makan untuk hidup, udah cukup itu doang
Soal makanan, mereka juga ga pilih-pilih, intinya kembali ke prinsip 1, MURAH. Banyakin nasinya, habis perkara, yang penting kenyang. ehehe.

Prinsip Backpacker 5 :Apa adanya, yang penting jalan-jalan
Penampilan juga nggak terlalu mereka pedulikan. Namun ada beberapa perlengkapan wajib seperti, sleeping bag & matras, tas carrier, tas daypack, sepatu lapangan, ataupun celana cargo. Barang-barang ini bukan kemewahan buat para backpacker. Justru membeli barang-barang ini seperti layaknya investasi karena akan sangat menunjang kegiatan backpacking mereka nanti.

Flashpacker

Istilah ini baru muncul di sekitar tahun 2000an. Flashpacker memang kata yang terbilang baru dan kurang populer dibandingkan dengan backpacker ataupun turis.
Kalau backpacker adalah traveler yang serba irit, flashpacker adalah traveler yang sedikit lebih “tidak memperhatikan duit” daripada backpacker. Flashpacker adalah kaum yang memposisikan diri diantara Backpacker dan Turis.

Sebenarnya Backpacker dan Flashpacker memiliki beberapa kesamaan mendasar. Contohnya adalah dari segi kebebasan waktu, kedua tipe tersebut sama-sama mencintai kebebasan waktu dalam traveling.

Flashpacker didominasi oleh anak-anak muda yang mendapat dukungan finansial yang lumayan dari orang tua, atau sudah punya penghasilan sendiri. Makanya, golongan ini bisa menabung untuk jalan-jalan dengan jumlah yang lumayan tanpa perlu prihatin di akhir bulan.

Prinsip Flashpacker 1 : Bebas itu harus, namun nyaman itu juga wajib
Mereka tidak suka diatur oleh travel agent dan cenderung merencanakan perjalanan mereka sendiri. Bedanya, kalau Backpacker itu “budget oriented”, maka Flashpacker lebih “experience oriented” sehingga mereka mengutamakan pengalaman traveling yang berkesan, sehingga lebih agak longgar terhadap budget.

Prinsip Flashpacker 2 : Daripada pergi naik Bus dan menghabiskan puluhan jam perjalanan, mending naik pesawat.
Bagi para Flashpacker, traveling yang berkesan lebih utama daripada irit, Mereka nggak akan mau merusak acara jalan-jalan dengan tidur di emperan dan resiko kemalingan. Mereka akan mencari hotel budget yang nyaman di sekitaran harga Rp 200ribuan per malam.

Prinsip Flashpacker 3 : Agak mahal dikit naik Jeep ke Bromo nggak masalah, yang penting lihat sunrise tercapai.
Para Flashpacker ini biasanya juga kaum muda, namun mereka kebanyakan sudah punya penghasilan sendiri (atau orang tuanya tajir). Mereka mempertimbangkan soal waktu karena dikejar persoalan kerjaan.

Flashpacker mau bayar sedikit mahal agar experience yang mereka inginkan tercapai. Walaupun orientasi mereka pengalaman berbasis kenyamanan (halah) mereka juga nggak suka yang mewah-mewah. Bedakan antara nyaman dan mewah yaa.

Pepatah Jawa ‘ono rego ono rupo’ (ada harga ada kualitas) inilah yang dipegang oleh flashpacker. Mereka gak ragu membayar lebih demi pengalaman yang mereka inginkan. Misalnya, nyewa jip yang harganya ratusan ribu demi merasakan serunya Lava Tour Merapi.

Prinsip Flashpacker 4 : Tetep stylish biar pantes diposting di social media
Selain nyaman, penampilan itu penting, kalau backpacker menyimpan baju kotor dan peralatan mandi di tas kresek, Flashpacker punya tempat khusus dong. Mereka juga bawa kamera SLR dan berbagai macam gadget untuk menunjang dokumentasi mereka. Selain untuk socmed, mereka juga biasanya jago fotografi dan memang handal mendokumentasikan perjalanan wisata. 

Jadi termasuk tipe Traveller yang manakah anda? 

Taufik Batubara 

Note : Data dan gambar dari berbagai sumber

SAHABAT

Istilah Persahabatan menggambarkan sikap kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial, yg biasanya suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi, dll.
Pada dasarnya seorang sahabat sejatilah yang selalu ada disaat kita senang atau susah, berbeda dengan teman dan mungkin pacar.

Sahabat adalah tempat berbagi gelak tawa dan juga derai air mata. disaat kita membutuhkan dia selalu ada untuk memberikan pertolongan.

Persahabatan tidak terjalin secara kebetulan atau begitu saja tapi membutuhkan proses yang panjang seperti hal nya besi menajamkan besi.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya

Tak ada yang sempurna, sahabatpun pernah berbuat salah, tapi kamu pasti akan banyak menemukan alasan untuk memaafkan mereka.

Sahabat yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak pernah menjual rahasia kita

Sahabat selalu ada untukmu, ketika kamu punya masalah. Bahkan terkadang memberi saran yang bodoh hanya untuk lihat kamu tertawa.

Sahabat itu seperti bintang Tak selalu nampak tapi selalu ada dihati, Sahabat akan selalu menghampiri ketika seluruh dunia menjauh Karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata Saat tangan terluka, mata menangis Saat mata menangis, tangan menghapusnya

Sahabat bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, namun mereka yg tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.

Siapa yang ingin bersama kamu pada saat tiada satupun yang dapat kamu berikan??
Merekalah sahabat-sahabat kamu.

Jenis Kategori Dalam Fotografi

Dengan berkembangnya teknologi dan digital dalam hal dunia fotografi, dan adanya digitlisasi pada kamera, maka setiap orang bisa dengan mudah mengabadikan berbagai momen ke dalam bentuk foto. Tidak perlu lama lagi menunggu, mencuci cetak hasil foto, karena kita tinggal mengambil foto secara otomatis dan melihat hasilnya melalui layar kamera.

Fotografi sekarang ini memiliki beragam jenis aliran, mulai dari yang amatir sampai dengan profesional memiliki gaya dan karakteristik masing masing. Fotografer profesional mungkin lebih kepada foto journalism.

Kategori dalam fotografi memang banyak dan beragam dari mulai komposisi artistik, cahaya, kemiripan, gaya, dan lain lain.

Namun hanya sebagian yang akan dibahas di sini, berikut adalah penjelasan dari beragam aliran dari fotografi :

ABSTRAK

Foto-foto abstrak yang memiliki unsur seni tapi tidak bisa dijabarkan secara jelas obyek yang dikandungnya, dan mengutamakan keindahan komposisi gambar, seperti permainan warna dan bentuk, tekstur, dan elemen-elemen grafis. 
Fotografi abstrak bisa menghasilkan foto-foto yang sangat dramatis. Cenderung mengangkat bentuk, warna, dan lekuk dari pada detil sebuah objek. Kebanyakan fotografer akan mencari detil saat mendapat kesempatan untuk memotret sesuatu. Tapi, dibutuhkan cara pandang yang lain tentang dunia untuk bisa melihat hal-hal yang abstrak di sekeliling kita.

Contoh Foto Abstrak


ARSITEKTUR

Fotografi dan arsitektur, dua hal yang berhubungan erat. Fotografi arsitektur mengabadikan subyek-subyek arsitektur dalam bungkus estetika fotografi. Tak hanya menonjolkan subyek arsitektural, tapi juga mengindahkan kaidah-kaidah fotografi. Objek foto yang dibidik dalam katagori fotografi ini adalah keindahan sebuah bangunan yang dibuat oleh hasil tangan manusia, seperti gedung, jembatan, dan arsitektur lainnya

Contoh Foto Arsitektur, foto yang menonjokan karakter 2 bangunan khas


INTERIOR


Kategori interior berisi foto-foto yang diambil di dalam ruangan, baik ruang kecil (kamar/cafe/resto) maupun ruang yang sangat luas (rumah ibadah/bandara/stasiun/mall dsb). Foto interior biasanya diambil dengan lensa wideangle bahkan lensa fisheye tergantung tujuannya.

Contoh Foto Interior



JURNALISTIK

Foto-foto yang diambil untuk merekam sebuah peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecelakaan, bencana alam, kemacetan dan masih banyak lagi disebut juga dengan fotografi jurnalistik. Foto ini biasanya digunakan untuk kebutuhan berita.
Walau masih amatir,. Tapi bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal , Foto jornalistik sering terbatas pada profesional . Salah satu alasan foto jurnalistik umumnya dilakukan oleh para profesional adalah bahwa jurnalis foto yang serius harus yakin bahwa dalam mengambil gambar  mereka mempertahankan integritas adegan asli .
Foto jurnalistik membutuhkan fotografer untuk mengambil gambar hanya fakta , tidak ada perubahan atau hiasan pada foto. Gambar foto jurnalistik adalah gambar kuat yang melibatkan pemirsa dengan berita . untuk mengetahui bagaimana untuk mengambil gambar tersebut dengan menangkap emosi asli, maka sering belajar dengan melalui praktek dan pengalaman . 

Contoh Foto Jurnalistik, dimana foto ini menceritakan orang yang sedang berusaha memadamkan api


LANDSCAPE

Pengertian sederhana dari foto landscape atau landscape Fotografi adalah foto yang menyajikan pemandangan alam atau dengan kata lain adalah rekaman keindahan pemandangan alam, tetapi juga banyak fotografer yang mengkombinasikan alam dengan hewan, manusia, dan yang lainnya, akan tetapi mereka lebih fokus pada alamnya.
Dan biasanya foto yang diambil lebih menonjolkan pemandangan alam dengan unsur-unsur utamanya dari alam berupa unsur-unsur tak hidup seperti tanah, air, langit atau kombinasi ketiganya.
 
Contoh Foto Landscape, lebih menonjolkan pemandangan alam dengan langit dan awan
MAKRO

Jenis kategori makro lebih menonjolkan detail yang tajam. Biasanya foto yang diambil dari jarak dekat, sehingga detail dari benda kecil yang tidak terlihat mata busa di lihat di foto.
Dan foto yang diambil membingkai sebuah objek dengan pembesaran 1;2 atau 1;1, seperti serangga, tetes embun, kelopak bunga, dan lain sebagainya.


Contoh Foto Makro, detail mata dari serangga tersebut bisa terlihat


STREET PHOTOGRAPHY

Kategori ini melibatkan obyek yang didokumentasikan di area publik, bila obyeknya adalah manusia maka umumnya diambil secara candid. Street Photography biasa di sebut Human Interest, dimana kategori foto yang menampilkan objek foto berupa manusia, baik secara individual maupun kelompok dan lebih menonjolkan pada ekspresi dari objek tersebut.
Foto yang berisikan aktivitas sekumpulan orang sehingga memiliki unsur fotografi yang menarik. Misalnya kegiatan budaya, atraksi wisata dsb.

Contoh Foto HI, foto yang menggambarkan kesabaran pedagang menunggu barang dagangannya

NIGHT PHOTOGRAPHY


Foto yang masuk di kelompok ini mengacu pada foto yang diambil di luar ruangan antara senja dan fajar . Fotografer malam umumnya memiliki pilihan antara menggunakan cahaya buatan atau menggunakan eksposur panjang.
Dengan kemajuan film kecepatan tinggi, sensitivitas tinggi sensor gambar digital, lensa wide - aperture, dan kekuatan yang semakin besar dengan lampu perkotaan, Night Photography semakin mungkin menggunakan cahaya yang tersedia.
Dengan memilih waktu saat malam, sehingga kejelian memilih sumber cahaya yang tepat sangat diperlukan supaya foto Night Photography menjadi menarik, misal memakai flash, ambience light atau perpaduan keduanya
 
Contoh Foto Night Photography, mengandalkan pencahayaan dari kota bisa menghasilkan gambar yang indah

FASHION


Foto-foto busana yang dirancang khusus dan dikenakan oleh model foto, bisa berupa foto di catwalk, studio atau lokasi khusus, dan berbeda dengan kategori Model yang tidak menonjolkan unsur-unsur detil busana.

Foto fashion adalah hasil foto yang menampilkan situasi fashion, baik yang pakaian, aksesoris, maupun hal lain yang digunakan oleh model. Foto ini diambil secara khusus dengan menggunakan model, atau bisa juga ditampilkan dalam bentuk peragaan busana yang dilakukan di ruangan terbuka ataupun tertutup. Foto dengan kategori ini bisa juga menjadi sebuah foto komersil.

Contoh Foto Fashion

Dan masih banyak jenis - jenis ketogori lain nya yang belum di ulas.


Dari semua kategori yang ada, itu semua tergantung dari pemikiran dan improvisasi dari fotografer itu sendiri, karena fotografer yang mencipkatan karya, yang lain hanya penikmat foto tersebut……



Untuk selanjutnya, keluarkan kamera  dan mulailah foto…



Taufik Batubara Photography 





DATA DARI BERBAGAI SUMBER

Dasar - dasar Fotografi



Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).


Ilustrasi di atas  menunjukkan jalan cahaya bergerak dari objek ke sensor (atau film di kamera non-digital).


  1. Pertama cahaya harus masuk melalui lensa, yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor.
  2. Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
  3. Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.
  4. Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
  5. Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.


Untuk mendapatkan pencahayaan yang ideal, dalam fotografi kita mengenal segitiga emas fotografi, yaitu shutter speed ( kecepatan rana ), diafragma ( bukaan ) dan ISO atau yang biasa kita sebut juga sebagai segitiga Exposure, dimana segitiga ini harus kita kombinasikan, yaitu :


APERTURE (Bukaan)
 


Aperture terletak di dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture yang besar memungkinkan banyak cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit. Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi : 

  1. Jumlah cahaya
  2. Depth of field
  3. Kecepatan lensa 
  4. Ketajaman gambar
  5. Vignetting
Angka F adalah nomor matematika yang mengekspresikan diameter aperture, merupakan bagian penting dari memahami bagaimana aperture dan eksposur bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi , ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full-stop adalah: 
  • f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar) 
  • f / 2  
  • f / 2.8  
  • f / 4 
  • f / 5.6 
  • f / 8 
  • f / 11 
  • f / 16 
  • f / 22 (bukaan terkecil) 
Ini dikenal sebagai angka F full-stop. Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop misal f / 4 ke f/2.8, artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali lipat lebih banyak. Jika Anda meningkatkan angka F satu full-stop, seperti f /5.6 ke f / 8, maka hanya setengah jumlah cahaya yang akan mencapai sensor. Mengapa angkanya kecil kok bukaannya lebih besar ? karena angka tersebut sebagai angka pembagi dari f (focal length). 

Ada beberapa angka F antara dari angka full-stop di atas tergantung pada apa skala sedang digunakan. Yang paling umum adalah skala 1/3 , yang berarti bahwa setiap langkah ketiga adalah full -stop , sehingga memberikan Anda dua pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f /11 kita bisa set f / 9 dan f /10.

SHUTTER (Rana)




Shutter atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap oleh sensor. Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur dinamakan dengan shutter speed. Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek bergerak (gambar menjadi blur).

Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah satu full-stop (dalam detik/second) :

1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16, 20, 25, 30, Bulb  

Dan seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.

Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan aperture. Saat ini juga sudah berkembang yang namanya electronic shutter dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.


I S O


Kecepatan ISO (berasal dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi ) adalah ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk memberikan eksposur yang sama.
Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum. 

ISO : 50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400, 12800, 25600 

Pada film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor modern tidak menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan noise. Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film. Terlihat contoh di atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.

Jika tidak ada masalah pencahayaan, maka selalu gunakan nomor ISO rendah tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain ketika Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup, maka kecepatan ISO bisa diperbesar. Sensor digital baru terus dikembangkan dan tingkat kebisingan dengan kecepatan ISO tinggi menurun pada setiap rilis kamera baru.

Konsep di atas memang tidak menjelaskan secara detail cara menggunakannya secara harmonis di kamera, tetapi setidaknya kita sudah tahu dulu mekanisme kerjanya.

Untuk selanjutnya, keluarkan kamera  dan mulailah foto…

Taufik Batubara Photography

DATA DARI BERBAGAI SUMBER