Fotografi ( Photography
) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / menggambar ), sehingga
dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya.
Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi
sumber utama dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).
Ilustrasi di atas
menunjukkan jalan cahaya bergerak dari objek ke sensor (atau film di
kamera non-digital).
- Pertama cahaya harus masuk melalui lensa, yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor.
- Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
- Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.
- Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
- Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.
Untuk mendapatkan pencahayaan
yang ideal, dalam fotografi kita mengenal segitiga emas fotografi, yaitu
shutter speed ( kecepatan rana ), diafragma ( bukaan ) dan ISO atau yang biasa kita sebut juga sebagai segitiga Exposure, dimana segitiga ini harus kita kombinasikan, yaitu :
APERTURE (Bukaan)
Aperture terletak di dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture yang besar memungkinkan banyak cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit. Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi :
- Jumlah cahaya
- Depth of field
- Kecepatan lensa
- Ketajaman gambar
- Vignetting
Angka F adalah nomor matematika yang
mengekspresikan diameter aperture, merupakan bagian penting dari memahami
bagaimana aperture dan eksposur bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang
umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan
dalam fotografi , ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka
F full-stop adalah:
- f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar)
- f / 2
- f / 2.8
- f / 4
- f / 5.6
- f / 8
- f / 11
- f / 16
- f / 22 (bukaan terkecil)
Ini dikenal sebagai angka F full-stop.
Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop misal f / 4 ke f/2.8,
artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali lipat lebih banyak. Jika Anda
meningkatkan angka F satu full-stop, seperti f /5.6 ke f / 8, maka
hanya setengah jumlah cahaya yang akan mencapai sensor. Mengapa angkanya kecil
kok bukaannya lebih besar ? karena angka tersebut sebagai angka pembagi dari f
(focal length).
Ada
beberapa angka F antara dari angka full-stop di atas tergantung pada
apa skala sedang digunakan. Yang paling umum adalah skala 1/3 , yang berarti
bahwa setiap langkah ketiga adalah full -stop , sehingga memberikan Anda dua
pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f
/11 kita bisa set f / 9 dan f /10.
SHUTTER (Rana)
Shutter atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor
terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap
oleh sensor. Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup
dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur dinamakan dengan shutter
speed. Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze
tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek
bergerak (gambar menjadi blur).
Ada skala
stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah
satu full-stop (dalam detik/second) :
1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16, 20, 25, 30, Bulb
Dan seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa
memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop.
Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.
Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan
aperture. Saat ini juga sudah berkembang yang namanya electronic shutter dimana
tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi
sepenuhnya rekayasa elektronik.
I S O
Kecepatan ISO (berasal dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi )
adalah ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera
digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan waktu
lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk
memberikan eksposur yang sama.
Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO
tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum.
ISO : 50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400, 12800, 25600
Pada film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak
buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor modern tidak
menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan noise.
Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film. Terlihat contoh di
atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.
Jika tidak ada masalah pencahayaan, maka selalu gunakan nomor ISO rendah
tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain ketika
Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup, maka kecepatan
ISO bisa diperbesar. Sensor digital baru terus dikembangkan dan tingkat
kebisingan dengan kecepatan ISO tinggi menurun pada setiap rilis kamera baru.
Konsep di atas memang tidak menjelaskan secara detail cara menggunakannya
secara harmonis di kamera, tetapi setidaknya kita sudah tahu dulu mekanisme
kerjanya.
Untuk selanjutnya, keluarkan kamera
dan mulailah foto…
Taufik Batubara Photography
DATA DARI BERBAGAI SUMBER
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...